Hirudotherapy

Hirudotherapy adalah terapi kesehatan dengan menggunakan lintah medis. Terapi ini telah ada sejak dahulu dan tetap eksis sampai sekarang di tengah-tengah modernisasi alat-alat medis. Fakta-fakta menunjukkan bahwa hirudotherapy telah berhasil menyembuhkan berbagai macam penyakit dan hirudotherapy telah diakui secara resmi oleh pemerintah di banyak negara.

Ilmu tentang penggunaan lintah medis untuk keperluan pengobatan telah dirahasiakan selama berabad-abad. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, rahasia cara kerja kelenjar getah pada lintah akhirnya bisa dipecahkan. Hirudotherapy modern berbeda dengan terapi kuno, karena hirudotherapy sekarang tidak menggunakan lintah liar; namun menggunakan lintah yang dikembanbiakkan di media khusus. Selain itu, lintah hanya digunakan sekali pakai, untuk menghindari penularan penyakit antar pasien.

Keuntungan dan keamanan hirudotherapy telah dibuktikan selama ribuan tahun oleh banyak orang. Salah satu zat penting yang ditemukan di dalam kelenjar ludah lintah medis adalah hirudin, yang berperan dalam mencegah proses pembekuan darah. Jadi lintah medis adalah produsen biologis untuk “zat aktif biologi”. Hasil dari penggunaan “zat aktif biologi” pada makhluk hidup adalah:

  • menormalisasi dan memperbaiki sirkulasi kapiler
  • memberikan efek antiinflammation secara cepat
  • memberikan efek anti stress dan adaptogene
  • memberikan efek imunitas (ketahanan tubuh)
  • anestesi
  • antikoagulasi
  • memberikan efek anti bakteri

“Zat aktif biologi” akan bereaksi terhadap organ tubuh selama proses penyedotan darah oleh lintah medis melalui pembuluh darah. Zat ini akan memperbaiki sirkulasi darah di dalam organ tubuh tertentu, membentuk trombolitic, antiinflammatory, aksi imunitas, meningkatkan nutrisi jaringan, memperkuat ketahanan jaringan. Rasanya tidak mungkin untuk menyebutkan semua penyakit yang berdampak positif dengan hirudotherapy. Lebih mudah untuk menyebutkan kontra indikasi seperti di bawah ini:

  • hemofilia (penyakit darah susah untuk menggumpal)
  • ibu hamil, anemia, hipotoni (tegangan otot yang rendah)

Hirudotherapy bisa digunakan sebagai metode yang independen dan bisa juga digunakan bersama dengan terapi yang lain. Dokter telah mengetahui bagaimana sulitnya untuk menyembuhkan penyakit inflamasi kronis. Inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap mikroorganisme dan benda asing yg ditandai oleh panas, bengkak, nyeri, dan gangguan fungsi organ tubuh. Penambahan dosis obat kimia pada penderita inflamasi tidak menyelesaikan masalah, karena bisa memicu serangan pada organ lain (pada hati, ginjal, sumsum tulang belakang, kelenjar endokrin). Akibatnya timbul masalah seperti disbacteriosis, hepatitis, nephropathy[1], penurunan imunitas, tetapi inflamasi kronis yang diderita pasien tidak sembuh. Disinilah waktunya melakukan hirudotherapy. Substansi aktif biologis yang terkandung di dalam kelenjar kelenjar ludah lintah bisa mengembalikan sirkulasi darah dalam sumber inflamasi, menghilangkan iskemia (anemia lokal yg disebabkan oleh penyumbatan arteri yg membawa darah) organ tubuh, menyediakan pergantian jaringan kapiler dan akibatnya bisa mengantarkan aliran obat-obat kimia ke sumber inflamasi, memperbaiki perlindungan imunitas dan regenerasi jaringan. Pada kondisi tersebut penggunaan obat kimia juga mungkin dalam dosis yang kecil. Faktor-faktor yang ada tidak membatasi kemampuan hirudotherapy untuk mempengaruhi sumber inflamasi. Hal yang penting adalah di dalam kelenjar ludah lintah ada zat yang mampu untuk menahan pertumbuhan bakteri. Salah satu zat yang telah diteliti adalah hirudin. Percobaan pada binatang, aksi hirudin untuk merusak bakteri telah terbukti. Misalnya pada tromboflebitis (invasi/perluasan mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas.), penggunaan hirudin untuk merusak bakteri. Kemampuan kelenjar ludah lintah medis untuk memasuki "garis demarkasi" dari inflamasi ditentukan oleh faktor penetrasi, yang tak lain adalah enzim gialuronidaza.

Fitur pada hirudotherapy secara esensial berbeda dengan metode terapi lainnya. Selain efek yang telah disampaikan diatas, perlu diingat bahwa zat aktif biologi bisa mempengaruihi zona refleks. Setelah diamati, ternyata lintah lebih suka menyedot pada titik yang pernah dilakukan akupunture sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa selain efek zat aktif biologi yang didapat dari hirudotherapy juga memberikan pengaruh pada zona refleks.

Sebagai contoh pada penanganan penyakit darah tinggi, pemberian zat aktif biologi pada area occipital dan cervical akan memberikan dampak anaesthetic, vasodilating dan hipotenzive. Selain memberikan zat aktif biologi, lintah juga akan menyedot darah pada titik tersebut. Seekor lintah bisa menyedot kira-kira 5 - 10 ml darah. Proses akan dilakukan beberapa jam (sekitar 12 - 24 jam) dan pasien akan kehilangan 20 - 30 ml darah. Maka dengan aplikasi 5 ekor lintah secara bersamaan, pasien akan kehilangan 100 - 250 ml darah dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hal ini sangat menguntungkan daripada mengambil darah dari pembuluh vena.

Mengambil darah dari area yang sakit berlangsung kira-kira 1 jam. Maka hal tersebut akan membuat kondisi yang stabil, pembuluh akan mengambil darah baru, sehingga bisa memperbaiki sirkulasi mikro, pemberian nutrisi pada jaringan, pergantian sel, pembuluh yang tersumbat akan lancar dan organ yang ischemia akan hilang.

Setelah proses terapi yang terdiri dari 5 - 10 prosedur dengan menggunakan 4 - 10 lintah, hasilnya akan terasa. Pada penderita jantung, terapi lintah pada titik di hati bisa mengurangi tekanan pembuluh arteri, sehingga mengurangi kemacetan sirkulasi darah di hati, memperbaiki pertukaran udara di rongga paru-paru dan menyegarkan jantung. Efek ini datang sebagai hasil langsung aksi hipotenzive dan anticoagulating dari hirudin dan pada tingkat yang tidak kecil sebagai hasil ketahanan peripheral. Hirudotherapy memainkan peranan penting pada penyakit yang berkaitan dengan sistem kardiovaskuler. Perlu untuk dicatat kemampuan hirudin untuk mempengaruhi proses penggumpalan darah. Kondisi cairan darah dan proses penggumpalannya diatur oleh interaksi fungsi 2 sistim organisme: clotting dan anticlotting. Sistem anticlotting menjaga darah agar tetap dalam kondisi likuid, menjaga agar tidak menggumpal, sedangkan anticlotting memberikan perlindungan dari pendarahan waktu terjadi kerusakan pembuluh darah. Untuk pasien yang menderita penyakit iskemia jantung, hipertensi, untuk manula, untuk pasien dengan diabetes masalah utamanya adalah aterosklerosis pada pembuluh darah dan sebagai akibat angiopathy; aterosklerosis tidak lain adalah kerusakan pembuluh darah, yang mangaktifkan sistem clotting. Salah satu hal yang berbahaya dari penyakit jantung dan pembuluh darah adalah trombosis (pembekuan darah di dalam pembuluh darah; pembuluh darah tersumbat) arteri di dalam organ tubuh yang vital. Pengeluaran trombosis adalah infarction dari hati, otak, paru-paru yang bisa berakibat fatal. Stimulasi aktifitas fibrinolitic dan sistem anticlotting darah pada penyakit tersebut, oppression of formation of trombs, dan pengurangan viskositas darah diperlukan untuk kepentingan medis dan pencegahan pada kondisi iskemia. Mekanisme dari aktitivas hirudin di thrombin masih diteliti. Hirudin memblokade kerja thrombin dan akhirnya kehilangan fungsinya, tidak mengubah fibrinogen menjadi fibrin.

Pada beberapa penelitian, setelah terapi lintah ada normalisasi parameter yang terpisah dari coagulogramme, pada kombinasi awal koagulasi. Sistem anticoagulating menjadi aktif dan pada saat yang berlawanan menjadi semakin aktif. Efek yang sama tidak ditemukan bahkan ketika menggunakan antikoagulasi seperti heparin dan aspirin. Seharusnya ditambahkan efek lipotropal terhadap enzim kelenjar ludah lintah yang mampu mempengaruhi blood lipid.

Pada awal abad ini, ilmuwan mengasumsikan bahwa pertumbuhan atherosclerosis bisa dicegah dengan terapi lintah. Pada tahun 1984 - 1989 telah dibuktikan melalui eksperimen bahwa pemberian cairan ludah linah pada tikus yang menderita atherosclerosis kuat, bisa mengurangi lipid di arteri abdominal dan paru-paru.

Sudah banyak yang tahu bahwa lipoproteids dengan kepadatan rendah bisa memicu pertumbuhan atherosclerosis, tetapi lipoproteids dengan kepadatan tinggi sangat berperan pada faktor protective antisclerous. Pada penyakit jantung iskemia, ada redistribusi kolesterol dalam kelas lipoproteids yang berbeda. Hal tersebuh akan meningkatkan lipoproteids dengan kepadatan rendah dan mengurangi lipoproteids dengan kepadatan tinggi. Pasien pada kelompok ini akan mengalami peningkatan lipid, triglicerids, kolesterol pada dinding arteri. Banyak praktisi menyatakan bahwa ada pengurangan jumlah triglicerids dan kolesterol di dalam darah setelah dilakukan beberapa kali hirudotherapy. Kemungkinan efek dari "penyembuhan" yang didapat setelah hirudotherapy adalah mata yang lebih cemerlang, memperbaiki elastisitas kulit, menghilangkan kerut wajah. Hal ini dimungkinkan karena hirudotherapy akan melancarkan pembuluh darah di kulit dan organ dalam. Mungkin, hasil dari aksi girudin dan gialuronidaze adalah memperbaiki sirkulasi darah tidak hanya pada titik terapi, tapi juga organ-organ lain. Terapi itu akan mengurangi pembengkakan dan efek kosmetik. Selain itu, juga akan meningkatkan imunitas.

Penyakit pembuluh darah, jantung, paru-paru kronis dan hati mungkin bisa diterapi dengan hirudotherapy. Pada gangguan jantung dan paru-paru, biasanya akan menimbulkan stagnasi peredaran darah dan ini bisa memicu gangguan hati. Penyedotan stagnasi peredaran darah dengan hirudotherapy, efek dari enzim lipotropic, dan pengurangan hypotasis pada hati akan memberikan perbaikan kesehatan pasien.

Hirudotherapy bisa dipandang sebagai sarana pencegahan, juga bisa digunakan sebagai metode penyembuhan ishemic heart disease, insult and other vascular pathologies,at diseases of exchange,at endocrine diseases,nervous diseases, at all inflammatory diseases and so on. Perlu diingat bahwa keberhasilan hirudotherapy tidak hanya ditentukan oleh zat yang dihasilkan lintah, namun juga ditentukan oleh pengalaman dokter dan kerjamana dokter - pasien.



1 kelainan ginjal

No comments:

Post a Comment